4.1 Logika Positif dan Negatif

 



  1. Ringkasan Materi [kembali]

    Variabel biner, seperti yang kita ketahui, dapat memiliki salah satu dari dua status, yaitu status logika '0' atau logika status '1'. Status logika ini dalam sistem digital seperti komputer, misalnya, diwakili oleh dua tingkat tegangan yang berbeda atau dua arus yang berbeda. Apabila tegangan atau arus yang lebih positif daripada yang lainnya dilambangkan dengan ‘1’ maka tegangan atau arus yang lebih tidak positif dilambangkan dengan ‘0’, sistem ini dinamakan “Positive Logic System” atau sistem logika positif, begitupun sebaliknya.

    Kita temukan di bagian akhir bab ini, bahwa logika OR positif adalah logika negatifnya dari DAN. Artinya, perangkat keras gerbang OR dalam sistem logika positif berperilaku seperti gerbang AND di sistem logika negatif. Kebalikannya juga benar. Demikian pula, NOR positif adalah NAND negatif, dan sebaliknya.

  2. Example [kembali]
    1. Jika dua level tegangan adalah 0 V dan +5 V, maka dalam sistem logika positif, 0 V mewakili logika '0' dan +5 V mewakili logika '1'. Dalam sistem logika negatif, 0 V mewakili logika '1' dan +5 V mewakili logika '0'.
    2. Sedangkan  jika dua level tegangan adalah 0 V dan −5 V, maka dalam sistem logika positif, 0 V melambangkan logika '1' dan −5 V mewakili logika '0'. Dalam sistem logika negatif, 0 V mewakili logika '0' dan −5 V merepresentasikan logika '1'.


  3. Problem [kembali]
    1. Apabila sebuah rangkaian logika OR dibuat menjadi sistem logika positif gambarkanlah tabel kebenarannya!
    Jawaban : 

    Dengan kata lain akan tetap berupa logika OR

    2. Apabila sebuah rangkaian logika OR dibuat menjadi sistem logika negatif gambarkanlah tabel kebenarannya!
    Jawaban :
    Dengan kata lain akan menjadi tabel kebenaran logika NOR


  4. Pilihan Ganda [kembali]
    1. Apabila terdapat 2 tegangan, A sebesar 5v dan B sebesar -5v dan dihubungkan dengan rangkaian sistem logika negatif, maka tentukanlah jalannya logika negatif!
    A. Tegangan A akan berlogika '1' sementara B berlogika '0'
    B. Tegangan A dan B akan berlogika '1'
    C. Tegangan A dan B akan belogika '0'
    D. Tegangan A akan berlogika '0' sementara B berlogika '1'
    Jawaban :
    Tegangan A akan berlogika '0' sementara B berlogika '1'

    2. Apabila terdapat 2 tegangan A sebesar 0v dan B sebesar 1v yang dihubungkan dengan rangkaian sistem logika positif, maka tentukanlah jalannya logika positif!
    A. Tegangan A akan berlogika '1' sementara B berlogika '0'
    B. Tegangan A dan B akan berlogika '1'
    C. Tegangan A dan B akan belogika '0'
    D. Tegangan A akan berlogika '0' sementara B berlogika '1'
    Jawaban : 
    Tegangan A akan berlogika '0' sementara B berlogika '1'

  5. Simulasi [kembali]
    5.1. Alat dan Bahan
    1. Resistor

    Resistor merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam sebuah sirkuit atau rangkaian elektronik. Resistor berfungsi sebagai resistansi/ hambatan yang mampu mengatur atau mengendalikan tegangan dan arus listrik rangkaian.

    Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm :

    Penjelasan pita sensor

    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
    Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
    Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)

    Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut

    Contoh :
    Gelang ke 1 : Coklat = 1
    Gelang ke 2 : Hitam = 0
    Gelang ke 3 : Hijau   = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
    Gelang ke 4 : Perak  = Toleransi 10%
    Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.


    2. LED
    Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

    3. Relay

    Relay adalah alat yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang lebih besar dengan menggunakan sistem pengendali dengan arus listrik kecil.


    4. Switch

    Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah

    5. Baterai
    Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti Handphone, Laptop, Senter, ataupun Remote Control menggunakan Baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menemui dua jenis Baterai yaitu Baterai yang hanya dapat dipakai sekali saja (Single Use) dan Baterai yang dapat di isi ulang (Rechargeable).


  6. 5.2. Prinsip Kerja
    Pada rangkaian Sistem Logika Positif dan Negatif ini memiliki bentuk rangkaian yang hampir sama, tetapi memiliki sedikit perbedaan di relay, dimana pada rangkaian Sistem Logika Positif rangkaian output akan menyala ketika dialiri tegangan sedangkan pada rangkaian Sistem Logika Negatif rangkaian output akan menyala apabila relay tidak dialiri tegangan. Hal ini bersesuaian dengan prinsip Sistem Logika Negatif dan Positif dimana pada Sistem Logika Positif akan berlogika '1' pada tegangan atau arus yang lebih "positif" dari tegangan lainnya, disini perbedaan tegangan itu disimulasikan menggunakan switch, ketika switch dihubungkan maka tegangan akan terputus, dan rangkaian LED digunakan untuk indikator apakah rangkaian berlogika '1' atau '0'. Ketika LED menyala berarti logika '1' begitupula sebaliknya.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di gambar rangkaian dibawah ini :

    5.3. Gambar Rangkaian

    Simulasi Rangkaian Logika Positif dan Negatif

    Rangkaian Sistem Logika Positif

    Logika Positif saat Logika '1'
    Dapat dilihat saat terdapat tegangan atau saat switch terhubung terbaca tegangan sebesar 1.75 Volt (terdapat arah tegangan yang dilambangkan dengan panah) LED menyala.
    Logika Positif saat Logika '0'
    Sedangkan disini ketika switch diputus terbaca tegangan sebesar 0 Volt (tidak terdapat tegangan dilambangkan dengan tidak adanya tanda panah) LED mati, hal ini bersesuaian dengan Sistem Logika Positif dimana tegangan yang lebih positif (saat switch terhubung) akan berlogika '1' (LED menyala), sedangkan yang lebih tidak positif (saat switch diputus) akan berlogika '0' (LED mati).

    Sistem Logika Negatif

    Logika Negatif saat Logika '1'
    Dapat dilihat saat terdapat tegangan atau ketika switch terhubung terbaca tegangan sebesar 1.75 (terdapat arah tegangan dilambangkan dengan panah) LED mati.
    Logika Negatif saat Logika '0'
    Sedangkan disini ketika switch diputus terbaca tegangan sebesar 0 Volt (tidak terdapat tegangan dilambangkan dengan tidak adanya tanda panah) LED menyala, hal ini bersesuaian dengan Sistem Logika Negatif dimana tegangan yang lebih negatif (saat switch terputus) akan berlogika '1' (LED menyala), sedangkan yang lebih tidak negatif (saat switch terhubung) akan berlogika '0' (LED mati).

    5.4. Video

    7. Download [kembali]

    Download Rangkaian [disini]
    Download Video [disini]
    Download Gambar Rangkaian [disini]
    Download HTML [disini]
    Download datasheet resistor [disini]
    Download datasheet relay [disini]
    Download datasheet LED [disini]




No comments:

Post a Comment